Ulasan Buku My Story So Far JL99

image

Beberapa waktu lalu beres review buku Jorge Lorenzo – My Story so far (2011) di blog saya udah janji kalau saya akan posting ulang terjemahan dari beberapa halaman di buku biografinya Jorge. Itu pun tidak kalimat demi kalimat. Maksud saya menulis ulang di sini untuk berbagi aja. Bukan untuk bahas masa lalu atau pun menghasut orang lain untuk membenci, menyukai atau menyinggung sosok tertentu. Di sini saya ngga bahas semua ya, hanya beberapa halaman dari buku setebal 448 halaman. Kalau mau lebih lengkapnya bisa dibeli di Amazon/Ebay dan baca kalimatnya satu per satu pastinya bakal lebih puas:D.

Pengantar
….. Saya lahir di Mallorca, tapi saya yakin bahwa jiwa saya berasal dari sparta. Bahkan sejak saya lahir ke dunia saya diciptakan untuk sebuah alasan. Dan dalam hal Spartan, mereka diciptakan untuk mempertahankan kotanya  dan kebebasannya hingga kematian. Dan saya diciptakan untuk menggapai puncak dari kejuaraan balap motor. Spartans hidup, makan dan bernafas untuk sebuah alasan. Kami bertarung dengan kekuatan kami untuk menang. Seperti spartan, saya tidak suka dikalahkan tapi saya akan mengakui jika buku ini telah memenangkan hati saya. Temanku tersayang, Semoga buku ini pun memenangkan hatimu tanpa kamu menyadarinya, tapi kumohon jangan anggap itu sebagi kekalahan. Kita akan berjumpa lagi, melalui beberapa halaman kedepan dan di di beberapa race yang akan datang. Untuk Sparta! “- Jorge Lorenzo –

image

-7 November 2007 –
teks asli ditulis oleh Jorge Lorenzo.

“…….Alarm berbunyi, jam 10.15. Saya bangun tidur, duduk kemudian mengambil handphone yang ada di samping meja, saya tekan snooze. Hanya karena ini salah satu dari hari spesial di hidup saya bukan berarti saya harus mengurangi kebiasaan favorit saya, 5 menit tambahan untuk tidur. (ahaha),. 2 snoozes kemudian dan akhirnya saya benar-benar bangun dari tempat tidur,  mondar mandir di sekitar kamar mandi kemudian mandi. Saya bercermin membayangkan apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian.

Setelah 6 musim di grandprix dan 2 gelar, ini adalah saatnya naik ke kelas motogp bersama yamaha factory team. oh, dan jika kamu belum tau, Saya akan setim bersama Valentino Rossi! Saya tau itu, dan saya tidak ingin terlambat melakukan apapun di dunia ini. Saya harus cepat sarapan dan pergi ke Cheste bersama Dani.  Seorang penggemar memberi saya jabugo hamm( hmmm.. saya ga sabar untuk sarapan dengan roti panggang untuk sarapan pagi besok) sebagai hadiah. Mungkin kalau semua penggemar saya sebaik itu, berat saya akan menjadi 90kg! Saya bilang “terimakasih” kemudian pergi ke box no.6, box baru saya.

Ketika saya berjalan saya terkesima dengan apa yang saya lihat. Ini level yang berbeda, semuanya: motor, karpet, screen tv nya, kursi, kotak peralatan, seragam mekanik,….. dan saya tidak mengira banyak perbedaan! Untuk memberikanmu sebuah gambaran tentang seperti apa itu… Itu seperti pindah dari hotel bintang tiga ke bintang lima. Seperti sebuah tim sepakbola divisi bawah kemudian pergi ke Barnabeu atau Camp Nou… Semuanya lebih besar.. Lebih mewah..Ada lebih banyak orang yang bekerja untuk saya dibandingkan ketika saya di Aprilia.  

Saya dikenalkan pada kepala kru saya Ramón forcada, dan mekanik lain. Saya siap membalap, saya pakai baju balap saya, helm dan sarung tangan sudah siap. Mereka menimbang berat badan saya terlebih dahulu dan ternyata saya 70.5kg. Edward contohnya, ia 78.5kg. Mekanik membuka garasi, ada sekitar 50orang di luar sana. Kamera siap! Bahkan tahun lalu saat saya berjuang untuk menang di sini, tidak ada sepertiganya, sekarang saatnya! Mereka memanaskan motor dan saya mulai masuk ke lintasan. Saya membuka gas. Saya lupa betapa bertenaganya motor itu.”

—————

Tim Fiat Yamaha memperkenalkan ‘The Dream team’ kepada press 19 Januari 2008 di Milan. Mereka punya sang juara Moto250cc dan Motogp di timnya. “Bagi setiap pebalap, musuh utamamu adalah team mate dan saya sangat senang karena ia (Rossi) rider yg sangat cepat, dan ia membantu untuk improve M1, jadi menurut pandangan saya ia team mate yang bagus.” Kata Lorenzo sambil tersenyum.

Setelah satu tahun berada di tim yg sama, Lorenzo bisa menilai lebih detail tentang Valentino…

image

Desember 2008
“kami tidak pernah ngobrol dengan mendalam,. Hubungan kami baik tapi saya menyadari bahwa ia meletakan palang diantara kami. Ia tidak pernah ingin menjalin pertemanan dengan saya sejauh yg saya sadari ya, memang pertemanan itu tidak perlu. Jadi kami diam, hanya berkata ‘hi’ cuma itu. Kapan pun kami bersama, misalnya saat ada race dan mereka meminta kami menyapa penonton, kami berusaha ngobrol beberapa kata supaya tensinya ngga tinggi, tapi diantara kami tidak benar benar saling terbuka” Jorge Lorenzo.

“.. .saya bukan tipe orang yang berfikir jika.. hanya karena kamu mempertaruhkan kehidupan balap kamu melawan orang di lintasan, hidup kamu bergantung di sini, lantas kamu tidak bisa melihat pebalap lain secara personal. Saya ingin mengenal rider lain lebih baik tapi karena waktu yang memaksa dan kehidupan bapapan akhir pekan yang membuat hal itu tidak memungkinkan. Tapi saya bukan orang yangberfikir kalau, karena kamu rival saya di lintasan maka kamu tidak bisa menjadi teman saya” Jorge Lorenzo.

“Valentino, dengan alasan yg bagus, akan berfikir jika ia lebih baik dari semua musuhnya di lintasan. Terbukti dengan banyaknya fans dan media dan saya yakin ia berfikir bahwa ia lebih baik dari orang lain. Nyatanya, memang benar.. Karena sekarang ia pebalap tercepat dan dia juara MotoGP.” Jorge Lorenzo.

Hector Martin (press officer JL) juga saksi dari hubungan keduannya. . “diantara keduanya tidak saling membutuhkan, saya menemani mereka di sesi tanda tangan di Australia dan mereka tidak berbicara sama sekali. Mereka duduk berlawanan dan diam. Untungnya tiba tiba Colin Edward datang dari belakang, ia orang yang easy going dan suasana pun berubah. Bahkan mereka mulai berbicara. Valentino orang yang mudah ngobrol, tapi tidak dengan Jorge, dan Jorge tetap pada dirinya pemalu dan sangat bangga.”

Banyak diberitakan di media tahun 2008 tentang pemisahan garasi Yamaha. Bahkan ketika mereka memakai ban yang sama di 2009. Valentino menuntut dengan tegas tentang pembagian itu “Ada dua pebalap yang bertarung untuk kejuaraan” alasan Rossi.

“tembok itu meningkatkan keselarasan, dan jika itu bekerja baik di tahun ini (2008), kenapa harus mengubahnya? Jika Lorenzo ingin, ia bisa menurunkan miliknya, tapi saya tidak akan, tembok itu tetap di sana”  Valentino Rossi.
Jorge tidak peduli tentang dinding pembatas itu, bahkan dia tidak mengerti kenapa dinding itu masih di sana. “Itu keputusan Valentino, bukan saya.” kata Jorge kepada media Itali. ” Tapi sekarang kami sudah memakai ban yang sama, jadi dinding itu tidak dibutuhkan lagi. Kami adalah tim yang sama sekarang dan saya rasa dinding itu adalah tanda dari kelemahan Rossi. Bahkan ketika kamu berfikir tentang gelar yang sudah didapatkan., ia sudah dapat 8 gelar juara dunia dan 6 diantaranya di motogp, sementara saya? Saya belum punya gelar MotoGP sama sekali. Saya benar benar tidak mengerti.”  Menurut Orang-orang di sekitar Lorenzo pun baik yg tua maupun yang muda, mereka menghindari sikap yg bisa merusak Jorge( yg mungkin diharapkan valentino).
Dinding itu pasti bermanfaat. “Dinding itu memberi pressure pada pebalap, tanpa dinding pebalap bisa menyaksikan pebalap lainnya dengan jelas.”  kata Javier Ullate (mekanik). “tapi kami lihat dari sisi positive. Sekarang dinding itu hal yang bagus, dan mungkin salah jika melepasnya. Sekarang Jorge lebih fokus pada diri sendiri dan tidak peduli tentang apa yang mereka lakukan. Valentino tidak bodoh, Jorge pebalap cepat. Sementara ia (Rossi) saat itu benara benar sangat cepat. Ia(vr) pikir jika ia yang mengendalikan semua informasi, lalu suatu saat sesuatu menjadi sulit, itu kan menjadi masalah. Rossi sangat kuat di dalam dan luar lintasan dan ia ingin menandai kekuasaannya. Walaupun mereka punya ban yang sama dengan kami, dinding itu tetap di sana, mungkin rossi tidak menyadarinya, jorge jauh lebih santai dengan adanya dinding itu. Jika valentino mengizinkan kamu sebagai temannya, itu karena kamu bukan ancaman untuknya. Dan karena hal itu, hubungan antara jl vr sangat minim, tidak lebih.” Javier Ullate.

 “dinding itu hal yang bagus, lebih positf dibandingkan yg orang pikirkan” Juan Llansa -mekanik Jorge-.Dengan pengamatan panjang, dari cara jorge berfikir dan merasakan sesuatu, ia memiliki pandangan yang berbeda. Jorge tidak suka berbagi garasi, ia seorang pemenang, ia suka bekerja sendiri.”   lanjutnya.
“Persiapan mental kami termasuk menilai kepribadian para rival.kami tidak bertarung melawan rossi atau orang lain. Jorge balap melawan rintangan yaitu Lorenzo sendiri. lorenzo seperti yg saya tau adalah sesuatu halangan gila yg harus dikalahkan. ia tidak pernah setuju dengan dinding itu. tapi nyatanya jika memang hrus ada dinding, kami tak hanya membiarkan dinding itu tetap di sana, tapi juga saya akan merapikannya. saya mengambil beberapa batu yg bagus, membuat kelihatannya menarik, dibuat sebanyak satu meter dan agak tebal. jika harus ada dinding di sana, setidaknya itu harus bagus seperti dinding di rumah khas catalan yang begitu artistik  (bercanda ceritanya dia – Dens) dengan begitu ketika jorge menang, tidak ada yg akan claim bahwa ia telah dibantu oleh orang lain”.  Marc Hirsc. Pada September 2008 Jorge bilang “Saya lebih senang mengalahkan rossi dari pada pedrosa”.

Mau tau kelanjutannya? Yoook baca sendiri bukunya ya, hehehe… semoga tulisan ini membuat tertarik buat beli buku aslinya yaaaa, sebenernya ceritanya masih panjang banget tapi enakan baca sendiri dari buku aslinya, ya semoga bermanfaat..

salam, dens.

4 responses to “Ulasan Buku My Story So Far JL99

Leave a comment